Narasi Cinta yang Berpikir, bab 10

Ketika membaca bab 10 ini,  baru judulnya aja diri ini udah terhenyak,  Menuju Visi Pemuliaan Karakter.

Sanggupkah aku sebagai orang tua menanggung beban ini,  karena sebagai orang tua jejadian dengan segala macam kekurangannya,  diamanahi tugas yang begitu berat,  karena tugas orang tua bukan cuma  pada tanggungjawab intelektual dan akademis saja,  tetapi bagaimana mendidik anak supaya ia "menjalani kehidupan yang patut di bumi dengan harapan memperoleh kehidupan yang lebih mulia lagi di akhirat".

Magnanimity,  menjadikan manusia yang paripurna,  dalam islam dikenal sebagai insan kamil,  suatu derajat tertinggi dalam pencapaian sebagai manusia.

Mendidik pribadi anak menjadi pribadi magnanimous,  seperti layaknya pribadi di negeri dongeng,  tapi itu semua bisa dengan suatu proses pendidikan bagaimana memiliki imajinasi yang berbudaya   kemampuan menilai dan menimbang yang terlatih,  selalu siap menguasai kerumitan profesi apapun fan disaat yang sama dia mampu menempatkan dirinya sendiri dan bermanfaat untuk sekelilingnya.

Kesanggupan untuk berpikir tinggi sekaligus  kesiapan untuk hidup bersahaja.

Sampai disini aku serasa berhenti bernafas,  ideal yang  terlalu tinggi,  dan itulah insan kamil,  manusia paripurna yang memang harus menjadi cita -cita mencapai derajat tertinggi itu.

Benarkah itu ideal yang terlalu tinggi,  atau karena kita yang membatasi diri?

Kembali lagi harus kita ubah pola pikir kita yang terbiasa bahwa pendidikan untuk sesuatu tujuan materialistik dan utilitarian,  kita mengharapkan anak berpendidikan supaya anak kita kayaraya,  populer,  berkuasa,  naik kelas sosial atau bahkan cuma untuk bertahan hidup di dunia.
Sehingga itulah sebenernya yang menyebabkan anak anak kehilangan visi sesungguhnya sebagai manusia,  bagaimana dia hidup seharusnya dalam semua tatanan kehidupan dalam hubungan kepada dirinya sendiri,  sesama manusia dan kepada Allah dan semua makhluk CiptaanNya.

Itulah sebenarnya visi pendidikan untuk pemuliaan karakter mulia,  yang sekarang ini sering orangtua lupakan karena terkonsentrasi mencetak pekerja dan pencari nafkah.

Karena suatu hari kelak kita akan melepaskan anak anak ke dunia nyata dengan segala permasalahnnya.

Disinilah tugas orangtua menyiapkan anak sebagai pribadi tangguh yang siap membuat keputusan baik , benar dan bijak bagi hidup mereka dan orang lain. Pribadi yang berkarakter,  cerdas dan bermoral.

CM menamai dua prinsip the way of will dan the way of reason. Kemampuan membedakan mana keinginan dengan apa yang aku kehendaki.

Seperti halnya berpuasa,  ketika lapar datang,  kita ingin makan , namun karena dia menghendaki untuk tetap menjaga puasanya walau perut lapar dia tidak akan makan.

Diperlukan komitmen dan konsistensi dari orang tua bagaimana mendidik anak bisa melakukan sesuatu karena kesadarannya sendiri,  tanpa ancaman dan iming-iming.

The way of reason adalah mendidik anak anak untuk menggunakan tidak selalu menyandarkan segala sesuatu atas dasar daya nalarnya saja. Karena nalar itu hanya alat untuk membantu manusia mencapai apa yang dia kehendaki , bagaimana sesuatu menjadi efisien dan efektif untuk sampai ke tujuan,  tapi diperlukan peran Kehendak untuk mewujudkannya.

Itulah mengapa CM mengemukakan bahwa,  jangan pernah memisahkan antara kehidupan intelektual dan spiritual mereka.  Ajari mereka bahwa semua kegiatan diperlukan satu kesatuan utuh yaitu kehendak yang kuat, nalar yang terlatih dan nurani yang terasah.

Ajari anak-anak untuk mengerti siapa dirinya,  kekuatan dirinya , tanggung jawab dirinya dan dengan penuh kesadaran mempunyai kemampuan untuk mewujudkan kehendak dirinya.  (I am,  I can, I ought,  I will)

Pendidikan adalah perjalanan panjang untuk mengubah diri menjadi yang lebih baik sesuai dengan figur ideal,  derajat tertinggi,  magnanimity, Insan kamil.

Catatan narasi CYB

Semoga dengan kelemahan diri ini selalu dimampukan Allah untuk mengantar anak anak menulis di buku kehidupan mereka kelak dengan figur ideal,  insan kamil.

Aamiin ya Robbal 'alamin

Kemping di JavanaSpa Cidahu Sukabumi

Catatan 2 Agustus 2019 Kemping kali ini dalam rangka nemenin Ayah ikutan even lari #goatrun di Cidahu Sukabumi Taman Nasional Gunung Halimun Gunung Salak Kalau lihat gogglemap dari Bogor Ke #javanaspa katanya sih 2jam lebih dikit,  yah tapi gitu deh tau sendiri gugel mep mah suka php dan bikin kesel karena dia diam seribu bahasa dikala kita nyasar,  biasanya dia bawel entah kenapa sudah 4kilometer perjalanan lewat jalan kecil ini tidak ada tanda akan berakhir,  ketika filing indera seorang mamak bawel mulai curiga nyasar,  bertanyalah kepada segerombolan anak muda,  alhamdulillaah ala kulli Hal kita emang nyasar jauh dan kembali ditunjukkan ke arah yang benar. Kaki emak udah pegel dan kepala udah pening,  padahal cuma duduk disebelah kiri,  tapi beban sebagai navigator cukup melelahkan bagi emak yang bermasalah di visual spasial dan kaki suka latah  nginjek rem kalau lewat jalan yang berkelok kelok  atau jalan rusak (halah lebay!) Dari gerbang TNG halimun salak ternyata masih jauh ke atas lagi untuk bisa sampai di titik kumpul runners #javanaspa Melewati rute jalan pas satu mobil mendaki dan berkelok-kelok tajam.  Kayaknya ciut nyali emak bawa mobil besok turun. Banyak banyak berdoa semoga Ayah sampai finish dengan selamat,  jadi bisa  nyetir lagi pulang hihihi. Alhamdulillaah sampai jam 5 sore,  registrasi trus pasang tenda deh. Yihuyyy kita kemping lagi,  bayar cuma 100rb per malam. Lokasi kemping nyaman,  terang , toilet juga bersih cocok untuk yang ga mau repot babawaan,  alias numpang bobo di alam aja hehehe Tapi kemping kali ini kurang seru (mahal --dari sudut emak emak pengiritan)  karena ada larangan ga boleh masak memasak. Sebenernya sih enak ga repot masak, lagi nungguin pesanan datang,  tiba tiba meja bergetar,  Allahu Akbar ada gempa berasa banget,  Kira Kira semenit,  goyang-goyang,  sambil lihat kanan kiri,  orang ga ada yang beranjak dari tempat duduk masing masing,  kami pun diam di tempat sambil takbir ! Rasanya kematian begitu dekat kalau ada gempa. Astaghfirullah baru digoyang dikit gini aja bikin kita udah takut. Alhamdulillaah gempa berakhir. Pas lihat nota makan malam di restaurantnya, hiks pajaknya 21% mak,  alhamdulillaah ala kulli hal masih bisa menikmati makan malam. Kepala emak masih pening,  perlu bobo ini mah. Cuss deh kita ke tenda,  bobo cantik,  tidak lupa minum paracetamol dan pasang alarm jam 23.30, kacau kalau bablas sampai pagi,  ayah kan start lari jam 24. Perasaan baru aja merem,  eh alarm udah jerit jerit aja ngebangunin.  Setengah mimpi siapin peralatan lari,  "Bunda ga ikut di tenda aja ya Yah,  kasian anak -anak kalau ditinggalin,  #alesan padahal emang ngantuk banget. "Fii amanillaah Ayah,  semoga finish dengan selamat! " Samar-samar masih denger lagu Indonesia Raya berkumandang dikejauhan,  tanda seremonial dimulai. Setelah itu aku terlelap,  kebangun jam dua pagi karena kedinginan menggigil dengan sukses, berkeringat tapi dingin banget, nyempil aja diantara Kaka dan Ade biar anget. Udah dobel pake sleeping bag,  masih aja kedinginan. Emak berasa tua banget,  karena lihat anak-anak biasa aja tuh ga ada yang kedinginan. Aku inget-inget waktu kemping di cibodas juga aku menggigil hebat. Habis minum air banyak banyak aku coba tidur lagi , karena rencananya besok mau jalan ke 7 air terjun di sekitaran resort #javanaspa. Alhamdulillaah pagi bangun segar,  kepala sudah terasa ringan kembali. Yeah,  buka tenda wuih dinginnya,  dan sampai jam sembilan kabut masih menyelimuti,  udaranya seger,  sarapan alakadar buah dan sereal,  lanjut Ke restorant,  buat nge-teh dan makan nasgor sepiring bertiga,  karena ternyata porsi breakfastnya banyak banget. Jam 10 pagi,  baru deh kita jalan jalan,  cari airterjun,  sepanjang perjalanan setapak,  sepiiw cuma kami bertiga,  setelah jalan 10menit mulai terdengar kemericik air,  nah tanda kalau airterjun sudah dekat. Ada petunjuk papan nama Airterjun 1. Menuju airterjun ada pintu gerbang besi Yang memisahkan area resort dengan pinggiran hutan menuju air terjun,  seperti biasa jalan menuju air terjun melewati jalan tangga setapak,  ada beberapa railingnya yang hilang,  tapi masih cukup aman lah buat use lalui sambil dipegangin kalau railingnya ga ada. Tangganya curam,  kebayang naiknya emak entar perlu nafas yang panjang. Tapi itu  nanti sekarang kita nikmati dinginnya air terjun,  dalam kesunyian,  Krik... Krik... Krik Kesunyian itu ga lama,  karena  suara kami Yang heboh.. dramatis ..kaka dan Ade kebelet pee. Abis foto foto anak anak. Minta naek ke atas lagi,  rupanya mereka takut dengan kesunyian,  ga ada acara main air. Ya sudahlah mari singsingkan gamis biar ga keinjek,  sambil berhitung. Berapa anak tangga sih untuk sampai keatas,  mestinya tadi ngitung pas turun ya. .. Sambil naik sambil ngitung termyata semakin menipiskan nafasku. Baru sampai hitungan 50. Udah ga kuat ngitung lagi,  Yang oasti lebih dari seratus anak tangga deh. Seperti biasa,  anak anak udah melesat ke atas,  emak terseok seok meratapi nasib lutut dan nafas berasa mau copot.. "BUNDA CEPETAN! " Dasar bocah ga rasa apa ya Bundanya kepayahan dalam pendakian ini a#lebay Kebayang Ayah udah mendaki kayak apa di tengah hutan sana. Ah jadi semangat lagi. Alhamdulillah sampai di tangga terakhir . "Ah.. Bunda.. Udah pake sendal gunung masih aja lama jalannya, " Ade protes Ya elah De,  ini kan sendal gunung bukan sendal terbang,  ga ngaruh lah sama kecepatan Bunda mendaki. Sama sekali ga ada korelasi antara sendal yang dipakai dengan kecepatan Bunda jalan,  ya paling ga kaki Bunda ga terkilir. Rencana mau jelajah 7 air terjun , akhirnya cuma tinggal rencana yang ditinggal di air terjun Kesatu tadi. Pertama anak-anak merasa ngeri karena cuma kami aja yang ada disekitaran situ,. Kedua,  Bunda ga sanggup kalau naik turun tangga lagi. Dan ini alasan yang paling utama. Akhirnya kami keluar wilayah resort unuk coba jalan diluar yang kayaknya walau sepi kemungkinan ketemu orang lebih besar,  karena itu jalur lari dan pendakian ke Puncak Salak. Seperti biasa kami ambil momen selfi,  mumpung sepi ga ada orang. Sepanjang jalan dua kali ketemu orang,  pertama ketemu para pendaki dan kedua ketemu bapak tua dengan rumput sepenuh motornya. Akhirnya tibalah kami kembali di gerbang JavanaSpa. Dikagumi pak satpam karena kami berani pergi ke air terjun bertiga aja.. masyaa Allaah! Hehehe emak boleh kelihatan anggun dari luar,  aslinya petakilan alias pecicilan. Abis dari air terjun, Ade masih penasaran pengen renang  di Kolam renang,  padahal dingin dingin gini apa  enaknya berenang.  Dasar bocah emang seneng main air. Puas berenang kami piknik di bawah pohon ditengah lapangan hijau,  udaranya seger banget padahal itu jam dua belas siang. Abis piknik kami dapat teman baru,  ibu dan 3anak balita yang ikut suaminya jadi paramedic yang standby selama acara berlangsung. Kami ajak ketenda. Eh pas ke spot kemping ternyata ada yang baru datang,  kemping di sebelah tenda kita. Plus tim recok nya bawa mik karokean tea, dan yang bikin tambah ngenes mereka bawa peralatan masak dan lagi masak indomih Bayangkan perasaan kami,  kecewa dan ngences indomih. Kemarin pas booking kami dilarang masak memasak,  tapi lihat tetangga tenda masak-masak. Duh ga jadi deh leyeh leyeh di tenda,  daripada ngences dan nagis nangis anak anak kabita indomih yang wanginya semerbak mewangi merasuk jiwa.. akhirnya kami naik ke lobby,  duduk di sofa sambil ngecharge hp,  ade menggambar niru lukisan di dinding. Kakak tetap di tenda , katanya ada kantin baru buka  jual popmie  yah syukurlah ga terlalu ngences masih bisa makam popmie hehehe Angin sepoi sepoi,  dingin,  duduk deket sofa empuk,  yah gitu deh terlelap sedikit , eh sebentar kebangun berasa sepi banget ...pantesan Ade udah nyenyak aja selonjoran bobo di sofa. Masih ada dua jam lagi dari Cut off time , batas waktu peraihan medali finisher,   belum ada kabar dari Ayah. Sedangkan seremoni podium udah dilakukan oleh para jawara lari . Duh.. Mulai deh nyeredet hate,  kuatir dan was was Ayah nyasar atau cidera. Kami nungguin di depan garis finish berharap Ayah tiba sebelum COT. Belum muncul juga .. Sampai tet 16.00 sirine tanda cut off time , Ayah belum juga datang. Duh nyut nyutan lagi nih pusing pala berbie. Semakin gelisah aku bolak balik garis finish gerbang- garis finish , akhirnya nungguin di garis finish sampai menjelang magrib,  harap harap cemas,  kuatir nyasar atau cidera. Ya Allah jaga suamiku.. Duh ngebayanginnya juga serem, start lari jam duabelas malam menembus hutan berkabut dalam dingin dan pekatnya malam,  mengejar impian #bukanjudulsinetron Alhamdulillaah seneng banget waktu lihat Ayah datang sehat walafiat walau udah lewat COT. Masyaa Allaah you have winning my heart already  Ayah 😄 ...(yang jomblo jangan mupeng ya!) Dan karena udah mau magrib akhirnya kita extend kemping semalam lagi, dan aku juga ga brani menerobos malam- malam nyetir di rute seperti itu. Walau berulang kali dibilang cemen sama kakak,  biarlah emang aku cemen . Balik ke tenda lihat spot camp udah ramai banget sama runners 20K yang akan start besok jam 6pagi. Alhamdulillaah kantin di dekat tenda buka dengan makanan yang ga pakai pajak dan ada p*pmie nya,  ada gorengan lumayan banget kan.. Malam kedua ga terlalu dingin, lihat pemandangan malam dari tenda cantik banget dari kejauhan lampu lampu  berkedip kedip meriah , malam ini aku ga menggigil lagi bisa tidur dengan nyenyak. Sinyal handphone juga kadang ada kadang engga,  serasa tenang banget hidup,  tapi yah namanya juga kekempingan bareng berisik berisik suara orang ngobrol jadi lagu ninabobo buat kami yang sudah kelelahan,  apalagi Ayah jam delapan langsung tepar. Kami bongkar tenda setelah sarapan teh manis dan gorengan.  Kira kira jam tujuh pagi cuss turun menuju Bogor. Allhamdulillah jam sembilan udah sarapan di mas mono deket yogja hehehe Home sweet home,  sampai rumah jam 10. Back to realita Bongkar muatan,  cuci cuci,  sikat sikat,  jemur jemur tenda yang tadi ketika dipacking masih berembun. Giliran mau nyalain mesin cuci PLN mati. Katanya ada gangguan sepulau Jawa,  widiw.. . Akhirnya kucek kucek ajah deh smabil nungguin lampu nyala,  jadi begitu lampu nyala tinggal bilas. Jam delapan malam beres semua cucian 3 kloter dijemur Kakak. Sekarang waktunya nyetatus #eh istirahat ding Bobo lagi ah Jangan lupa berdoa dan dzikir sebelum bobo. Ade aja hafal kok.. Bismika Allahumma amutu Wa ahyaa..